assalamu'alaikum...
hari ni cuba untuk search perkataan ISLAM di google..
hasil yang dapat ialah
- Results 1 - 10 of about 17,600,000 for islam [definition]. (0.17 seconds)
kemudian perkataan CHRISTIAN
hasil
- Results 1 - 10 of about 80,600,000 for CHRISTIAN [definition]. (0.15 seconds)
lepas tu perkataan JEWS
Results 1 - 10 of about 12,100,000 for jews [definition]. (0.12 seconds)
ini menunjukkan masih kurang website yang menerangkan mengenai Islam di internet, bilangan 17,600,000 web ISLAM tersebut termasuklah web-web yang musuh islam buat untuk menjatuhkan islam
so.. APA PERANAN KITA?
fikir-fikir... dan lakukan tindakan yang sepatutnya...
Thursday, April 28, 2005
Wednesday, April 27, 2005
jalan-jalan beli buku @ PWTC
Bismilillahir rahman ar raheem
Semalam dapat jugak berjalan2 membeli buku di pwtc. Meriah juga pameran buku kali ni, walaupun semalam tak berapa ramai orang yg datang ke pameran tersebut. Tapi kelam kabut juga, sebab sampai lambat di pwtc,so tak banyak masa yg tinggal dan nk beli buku ni bukan mcm beli pakaian, kena baca dulu skit, tgk isi kandungan... kena tgk jugak harga die.. buku skrg ni mana ade yg murah2
Ini lah buku2 yg sempat di beli semalam, ehe.. tak tahu la sbb apa minat pulak psl tajuk2 ini kali ni
BELAJAR EQ dan SQ DARI SUNAH NABI
Sinopsis
Kecerdasan adalah sebuah misteri. Sebagai proses berpikir, cerdas berarti mampu memberikan definisi, makna dan keputusan secara cepat, tepat dan akurat. Keputusannya sedemikian kokoh, sebab ia didasarkan pada kelengkapan pengetahuan, dalamnya pengalaman dan runcingnya keyakinan.
Muhammad Saw selain disifati dengan sifat shiddiq (benar), amanah (dapat dipercaya) dan tabligh (transparan), juga disifati sebagai seorang fathanah (cerdas). Baik dalam kapasitasnya sebagai manusia biasa, maupun sebagai seorang rasul. Semua ucapan, pikiran, tindakan dan perasaannya dikemukakan dengan dasar argumen yang meyakinkan. Tidak hanya diakui oleh para sahabat dan kaum mukmin pada umumnya, namun kecerdasan Muhammad Saw juga diakui oleh para pemuka Yahudi dan Nashrani.
''Semangat yang ingin dibangun oleh buku ini bukan pada penjelasan diferensiatif antara rasio, emosi, dan spiritualitas. Justru buku ini beruaha menjembatani semuanya melalui penjelasan sunah Nabi. Islam tidak mengenal dikotomi antara jasmani dan ruhani, antara ruh dan jasad. Keduanya memiliki ikatan fungsional dalam membangun tatanan kehidupan sosial yang dipandu oleh nilai-nilai spiritual (ilahiah).''Ary Ginanjar Agustian, Penulis buku ''Best Seller'' ESQ
_______________________________________________________
99 Q, Kecerdasan 99 : Cara Meraih Kemenangan dan Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah (Buku Pertama)
Dalam dunia ilmu pengetahuan berkembang temuan tentang tingkat kecerdasan umat manusia. Mulai dari Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan terakhir Spiritual Quotient (SQ). Temuan-temuan tersebut menandakan adanya potensi-potensi tersembunyi di dalam diri manusia yang harus terus digali, sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya secara maksimal. Begitupun dengan 99 Quotient (Kecerdasan 99) yang dijelaskan oleh buku ini.
99 Quotient (99Q) merupakan sebuah istilah yang diilhami oleh 99 nama Allah. Di dalam diri manusia terdapat 99 potensi kecerdasan dan kemampuan yang merupakan manifestasi dari 99 nama Allah tersebut. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw, disebutkan, "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam sesuai dengan citra-Nya," (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam penjelasan sufistik Ibnu Arabi, hadis ini mengandung makna bahwa sejak awal penciptaan manusia, Allah menyimpan pengetahuan tentang segala sesuatu di dalam diri manusia. Pengetahuan tersembunyi tersebut -menurut Carl Gustav Jung- terekam dalam bawah sadar (sub-conscious). Di alam bawah sadar ada muatan yang akan membuat pengetahuan meningkat tak terkira apabila dapat dihidupkan.
Di sinilah buku ini hadir dengan mencoba menjelaskan baik secara teoretis maupun praktis langkah-langkah untuk mengejawantahkan 99 kecerdasan yang tersembunyi di dalam diri manusia. Buku ini tidak sekadar membahas kecerdasan tersebut dari berbagai sudut pandang, tetapi memberikan cara mudah untuk mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut dengan melatihnya melalui 99 nama Allah.
"Nama-nama Allah itu mengungkapkan hakikat-Nya pada manusia yang sekaligus pula membimbingnya kembali kepada Allah yang merupakan satu-satunya sumber keseluruhan realitas."
--Seyyed Hossein Nasr
Profesor Islamic Studies, di George Washington University, Amerika Serikat
Semalam dapat jugak berjalan2 membeli buku di pwtc. Meriah juga pameran buku kali ni, walaupun semalam tak berapa ramai orang yg datang ke pameran tersebut. Tapi kelam kabut juga, sebab sampai lambat di pwtc,so tak banyak masa yg tinggal dan nk beli buku ni bukan mcm beli pakaian, kena baca dulu skit, tgk isi kandungan... kena tgk jugak harga die.. buku skrg ni mana ade yg murah2
Ini lah buku2 yg sempat di beli semalam, ehe.. tak tahu la sbb apa minat pulak psl tajuk2 ini kali ni
BELAJAR EQ dan SQ DARI SUNAH NABI
Sinopsis
Kecerdasan adalah sebuah misteri. Sebagai proses berpikir, cerdas berarti mampu memberikan definisi, makna dan keputusan secara cepat, tepat dan akurat. Keputusannya sedemikian kokoh, sebab ia didasarkan pada kelengkapan pengetahuan, dalamnya pengalaman dan runcingnya keyakinan.
Muhammad Saw selain disifati dengan sifat shiddiq (benar), amanah (dapat dipercaya) dan tabligh (transparan), juga disifati sebagai seorang fathanah (cerdas). Baik dalam kapasitasnya sebagai manusia biasa, maupun sebagai seorang rasul. Semua ucapan, pikiran, tindakan dan perasaannya dikemukakan dengan dasar argumen yang meyakinkan. Tidak hanya diakui oleh para sahabat dan kaum mukmin pada umumnya, namun kecerdasan Muhammad Saw juga diakui oleh para pemuka Yahudi dan Nashrani.
''Semangat yang ingin dibangun oleh buku ini bukan pada penjelasan diferensiatif antara rasio, emosi, dan spiritualitas. Justru buku ini beruaha menjembatani semuanya melalui penjelasan sunah Nabi. Islam tidak mengenal dikotomi antara jasmani dan ruhani, antara ruh dan jasad. Keduanya memiliki ikatan fungsional dalam membangun tatanan kehidupan sosial yang dipandu oleh nilai-nilai spiritual (ilahiah).''Ary Ginanjar Agustian, Penulis buku ''Best Seller'' ESQ
_______________________________________________________
99 Q, Kecerdasan 99 : Cara Meraih Kemenangan dan Ketenangan Hidup Lewat Penerapan 99 Nama Allah (Buku Pertama)
Dalam dunia ilmu pengetahuan berkembang temuan tentang tingkat kecerdasan umat manusia. Mulai dari Intelligence Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan terakhir Spiritual Quotient (SQ). Temuan-temuan tersebut menandakan adanya potensi-potensi tersembunyi di dalam diri manusia yang harus terus digali, sehingga mampu mengaktualisasikan dirinya secara maksimal. Begitupun dengan 99 Quotient (Kecerdasan 99) yang dijelaskan oleh buku ini.
99 Quotient (99Q) merupakan sebuah istilah yang diilhami oleh 99 nama Allah. Di dalam diri manusia terdapat 99 potensi kecerdasan dan kemampuan yang merupakan manifestasi dari 99 nama Allah tersebut. Dalam sebuah hadis Nabi Muhammad Saw, disebutkan, "Sesungguhnya Allah menciptakan Adam sesuai dengan citra-Nya," (HR Bukhari dan Muslim).
Dalam penjelasan sufistik Ibnu Arabi, hadis ini mengandung makna bahwa sejak awal penciptaan manusia, Allah menyimpan pengetahuan tentang segala sesuatu di dalam diri manusia. Pengetahuan tersembunyi tersebut -menurut Carl Gustav Jung- terekam dalam bawah sadar (sub-conscious). Di alam bawah sadar ada muatan yang akan membuat pengetahuan meningkat tak terkira apabila dapat dihidupkan.
Di sinilah buku ini hadir dengan mencoba menjelaskan baik secara teoretis maupun praktis langkah-langkah untuk mengejawantahkan 99 kecerdasan yang tersembunyi di dalam diri manusia. Buku ini tidak sekadar membahas kecerdasan tersebut dari berbagai sudut pandang, tetapi memberikan cara mudah untuk mengaktualisasikan potensi-potensi tersebut dengan melatihnya melalui 99 nama Allah.
"Nama-nama Allah itu mengungkapkan hakikat-Nya pada manusia yang sekaligus pula membimbingnya kembali kepada Allah yang merupakan satu-satunya sumber keseluruhan realitas."
--Seyyed Hossein Nasr
Profesor Islamic Studies, di George Washington University, Amerika Serikat
Tuesday, April 26, 2005
Buku hari ini
Quranic Quotient : Kecerdasan-kecerdasan Bentukan Al-Quran
Al-Quran adalah mukjizat terbesar bagi umat manusia. Ia adalah Kitab Suci yang sangat komprehensif pembahasannya dan indah gaya bahasa (balaghah)-nya. Ada beberapa sebutan bagi Al-Quran karena keluarbiasaannya itu, yaitu Al-Kitab (Buku/Tulisan), Al-Bayan (Penjelas), Al-Furqan (Pembeda, Pemisah), Al-Huda (Petunjuk), Al-Dzikra (Peringatan), dan Al-Syifa (Obat). Penyebutan itu muncul karena begitu banyaknya fungsi Al-Quran bagi kehidupan umat manusia. Fungsi-fungsi tersebut menjadi modal dasar bagi pembentukan kecerdasan manusia.
Kecerdasan bentukan Al-Quran itulah yang menjadi inti pembahasan buku ini. Salah satu yang dijanjikan Al Quran agar orang dapat hidup bahaya (hasanah) di dunia dan di akhirat, adalah memperoleh pencerdasan sebagai bukti pemanfaatan informasi, pesan, muatan, dan nilai yang dikandung Al-Quran. Namun, untuk mencapai ke arah itu, seseorang harus melalui tahapan dan mekanisme yang telah ditentukan oleh Al-Quran sendiri. Tahapan dan mekanisme tersebut adalah hal-hal yang sangat elementer dalam kehidupan, meliputi proses menyadari, hal yang sangat elementer dalam kehidupan, meliputi proses menyadari, menyerahkan diri, mendengarkan, membaca, memperhatikan, mempelajari, memikirkan dan seterusnya. Selanjutnya, setelah kecerdasan tersebut diperoleh, seseorang tidak boleh berhenti sampai di situ. Kecerdasan tersebut harus terus diberdayakan agar ia bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan orang lain.
Kehadiran buku ini semakin membuktikan bahwa tidak ada yang sia-sia di dalam Al-Quran. Seluruh aspek yang ada dalam Al-Quran memang diperuntukkan bagi kehidupan manusia. Hanya saja harus ada upaya untuk selalu menggalinya. Lagi-lagi, buku ini telah menjadi bukti untuk itu.
Al-Quran adalah mukjizat terbesar bagi umat manusia. Ia adalah Kitab Suci yang sangat komprehensif pembahasannya dan indah gaya bahasa (balaghah)-nya. Ada beberapa sebutan bagi Al-Quran karena keluarbiasaannya itu, yaitu Al-Kitab (Buku/Tulisan), Al-Bayan (Penjelas), Al-Furqan (Pembeda, Pemisah), Al-Huda (Petunjuk), Al-Dzikra (Peringatan), dan Al-Syifa (Obat). Penyebutan itu muncul karena begitu banyaknya fungsi Al-Quran bagi kehidupan umat manusia. Fungsi-fungsi tersebut menjadi modal dasar bagi pembentukan kecerdasan manusia.
Kecerdasan bentukan Al-Quran itulah yang menjadi inti pembahasan buku ini. Salah satu yang dijanjikan Al Quran agar orang dapat hidup bahaya (hasanah) di dunia dan di akhirat, adalah memperoleh pencerdasan sebagai bukti pemanfaatan informasi, pesan, muatan, dan nilai yang dikandung Al-Quran. Namun, untuk mencapai ke arah itu, seseorang harus melalui tahapan dan mekanisme yang telah ditentukan oleh Al-Quran sendiri. Tahapan dan mekanisme tersebut adalah hal-hal yang sangat elementer dalam kehidupan, meliputi proses menyadari, hal yang sangat elementer dalam kehidupan, meliputi proses menyadari, menyerahkan diri, mendengarkan, membaca, memperhatikan, mempelajari, memikirkan dan seterusnya. Selanjutnya, setelah kecerdasan tersebut diperoleh, seseorang tidak boleh berhenti sampai di situ. Kecerdasan tersebut harus terus diberdayakan agar ia bermanfaat bagi kehidupan pribadi dan orang lain.
Kehadiran buku ini semakin membuktikan bahwa tidak ada yang sia-sia di dalam Al-Quran. Seluruh aspek yang ada dalam Al-Quran memang diperuntukkan bagi kehidupan manusia. Hanya saja harus ada upaya untuk selalu menggalinya. Lagi-lagi, buku ini telah menjadi bukti untuk itu.
Monday, April 25, 2005
Bainat Ta'shil Wat Tathwir
Materi Kaderisasi
Bainat Ta'shil Wat Tathwir
Konsistensi kita dalam menjaga ta'shil wattathwir ini adalah sangat penting bagi keselamatan kita baik kita sebagai pribadi atau kita sebagai jama'ah atau kita sebagai harokah sebagai gerakan sebab tanpa perimbangan antara ta'shil wat tathwir sudah tentu akan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan penyimpangan-penyimpangan da'wah ini baik diakibatkan oleh mengabaikan ta'shil atau mengabaikan tathwir "Yushlih lakum a'maalakum walakum dzunuubakum waman yuthi'illaahu warasuulahu faqad faaza fauzan 'azhiima"
Ikhwah fillaah sekalian .
Alhamdulillah kita dipertemukan oleh Alloh SWT di pagi ini dalam rangka taqarrub kita ta'abbud kita kepada Alloh SWT melalui segala aspek kehidupan kita di segala bidang hidup. Kita berharap segala langkah perjuangan yang kita ayunkan mudah mudahan (dengan pertemuan ini) terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas taqarrub kita dan ta'abbud kita kepada Alloh SWT dan Insya Alloh kita memetik hasilnya di yauma yaquumul hisab
Ikhwan dan akhawat fillaah .
Kalau tadi Akhuunal. Al-Faadhil DR Hidayat menyebutkan tentang ...Da'wah Ikhwaniyyah sudah tentu materi ini materi ringkasan bagi acara kita, yang tidak mungkin dibicarakan sejam dua jam, sehari dua hari. Masalahnya apa ?Masalahnya Ashalah da'wah Ikhwaniyyah atau Ashalah Ikhwaniyyah pada hakikatnya ia tidak punya spesifikasi lain kecuali Ashalah Islamiyyah, jadi Ashalah Ikhwaniyyah adalah Ashalah Islamiyyah. Apakah itu sendiri meminjam bahasanya salah seorang ikhwah bahwa Ashalah Da'wah Islamiyyah itulah yang dipakai Ashalah Da'wah Ikhwaniyyah tidak punya perbedaan apa-apa.Membicarakan Ashalah Da'wah Ikhwaniyyah sebesar membicarakan Ashalah Da'wah islamiyyah
Membicarakan ashalah islamiyyah sebesar membahas membicarakan ashalah ikhwaniyyah dia tidak mempunyai mabadi baik aqidiyyah fikriyyah manhajiyyah kecuali mabadi aqidiyyah fikriyyah dan manhajiyyah islamiyyah yang bersumber pada Qur- an dan sunnah tapi betapapun . demikian luasnya pembahasan tentang ashalah yang kita harus merupakan bagian upaya kita untuk meningkatkan diri salah satu keistimewaan da'wah ikhwan yang berdasar da'wah islamiyyah itu selain mengulangi ke pemahaman yang dicakup kalimat syumuliyyah dan takamuliyyah integralitas ajaran islam integralitasperjuangan islam juga keterpaduan dari perjuangan itu dan dari tatanan darisystem yang kita anut sesuai dengan integralitas dan keterpaduan syumuliyyahdari ajaran islam itu sendiri ada hal lain masalah syumuliyyah takamuliyyah itu lebih kepada pendekatan prinsipil tapi ada keistimewwan yang lain yairupendekatan dari segi pendekatan operasional kemampuan da'wah ikhwan mewarisinilai-nilai islam mewarisi nilai-nilai da'wah islam dari para rasul dan para anbiya para ashhabu Rasulillah saw radhiallohu anhum ajma'in juga para salafshalihin yaitu dalam bentuk kemampuannya dalam melakukan tawazun dalam melakukan langkah-langkah yang mutawazinah bainal khuthuwat ta'shiliyah wakhuthuwat tathwiriyyah Ini salah satu tamayyuz ikhwani yng sebetulnya merupakan tamayyuz islami yang banyak diabaikan oleh gerakan-gerakan da'wahlain yang banyak diabaikan oleh jamaah- jama'ah lain yang banyak diabaikanoleh perjuangan-perjuangan lain sambil kita tetap respek kepada merekamengakui eksistensi perjuangan mereka dan mengakui juga insya Alloh keikhlashan mereka dan pengorbanan mereka dalam perjuangan
Satu titik Qadratud da'wah kemampuan da'wah dalam melangkah bainat ta'shil wattathwirini adalah di jaman modern ini adalah tamayyuz ikhwani tamayyuz islami yang betul-betul dilaksanakan secara konsisten oleh ikhwan sudah tentu kalau kitamembahas lebih dalam lebih luas dan lebih detail tentang ad da'wah bainatta'shil wat tathwir sekali lagi juga parlu waktu yang panjang dan dulu jugapernah saya sampaikan setelah kita muncul sebagai partai kalau nggak salah tampatnya di sidik nggak bukan bukan di sidik di LKPSI apa dulu di nadwahsaya menjelaskan sangat dalam bainat ta'shil wat tathwir diantara antum sayaruju kembali kepada detail materi itu bahkan saya berikan dengan skemalengkap saya sampaikan kembali lebih kepada dzikro sebagai dzikro dan jugasebagai selain sebagai dzikro juga sebagai resume saja terhadap materi yangsebetulnya materi ..tentang adda'wah bainat ta'shil wat tathwir
Ikhwan dan akhawat fillaah
Konsistensi kita dalam menjaga ta'shil wattathwir ini adalah sangat penting bagi keselamatan kita baik kita sebagai pribadi atau kita sebagai jama'ahatau kita sebagai harokah sebagai gerakan sebab tanpa perimbangan antara ta'shil wat tathwir sudah tentu akan banyak sekali kemungkinan-kemungkinanpenyimpangan-penyimpangan da'wah ini baik diakibatkan oleh mengabaikan ta'shil atau mengabaikan tathwir
Ikhwan dan akhawat fillah
Kita ketahui bahwa kesumuliyahan da'wah kita ketakamuliyahan da'wah kita tersimpul dalam pengelolaan bagaimana membangun hablum minalloh yang baik dan hablum minannas yang baik dan ini sangat terkait dalam kemampuan kitamenjaga keseimbangan antara qudroh ta'shiliyyah yang lebih bertitik berat kepada utuhnya komitmen kita kepada Alloh swt komitmen kita kepada Rasululloh saw komitmen kita kepad kitab dan sunnah titik beratnya di situbukan berarti tanpa hubungan sama sekali dengan konteks hablum minan naas sangat kait terkait begitu juga konsistensi kita keistiqomahan kita dalam membangun khuthuwat tathwiriyyah adalah titik beratnya ta'sisnya ..nyaa dalah bagaimana membangun hablum minan naas secara baik Tanpa kedua itusudah tentu akan terjadi inkhirofat yang akan menimbullan bala malapetaka fid dunya wal akhiroh na'udzu billaahi min dzaalik
Ikhwan dan akhawat fillaah
Seperti saya tadi tegaskan bahwa kemampuan kita mengelola da'wah di sektorkhuthuwat ta'shiliyyah langkah-langkah originilisasi da'wah kita baikaqidiyyan fikriyyan wa manhajiyyan ini adalah sekali lagi lebih dekat kepadakonteks bagaimana keutuhan hubungan kita kepada Alloh swt. Bagaimanakeutuhan hubungan kita kepada Alloh swt baik dari sisi moral dari sisima'nawiyyah dari sisi ruhiyah yang dibentengi oleh shihhatul aqidah kitakebersihan aqidah kita minasysyirk kabirun wa shaghirun dari kesyirikan baikyang besar maupun yang kecil baik yang nampak zhohir atau yang menyelinap didalam hati kita na'udzubillaahi min dzaalik menyelinap di dalam perasaankita yang menyelinap di dalam pikiran kita.
Insya Alloh dengan memperhatikan selalu langkah-langkah ta'shiliyyah keutuhan ruhiyyah kita fikriyyah kita manhajiyyah kita keutuhun ruhiyyah kita ma'nawiyyah kita dan konsistensi aqidah kita akan terjaga dengan baik ada salah satu aspek untuk selalu menjaga kita mepunyai kesadaran akan pentingnya qudwah ta'shiliyyah ya sebetulnya konteks materinya banyak di tamhidiyyah banyak di takwiniyyah yaitu adanya suatu kesadaran
Pertama-tama kesadaran tentang manzilatul insan tentang posisi manusia di hadapan Alloh swt Pertama-tama posisi sebagaim akhluk Posisi sebagai makhluk ini penting selalu disadari oleh kitabetapapun tingginya ilmu kita martabat keulamaan kita keintelektualan kitajabatan formal kita dalam jama'ah atau dalam negara atau dalam masyarakatMenghidupkan kesadaran akan posisi sebagai makhluk ini penting karena konteksnya sebagai makhluk adalah aspek ketergantungan kepada kholik Tidaksatupun kita yang tidak mempunyai ketergantungan kepada penciptanya tidaksatupun produk yang tidak mempunyai ketergantungan kepada pembuatnyabuatan-buatan manusia saja buatan-buatan pabrik bikinan manisia merek-merekmobil itu semuanya tergantung kepada pabriknya baik ketergantungan teoritisdengan petunjuk-petunjuk manualnya atau ketergantungan softwarenya atau hardwarenya dalam bentuk sparepart yang besar atau yang kecil seluruhnyamempunyai ketergantungan mungkin nampak sepele namun sangat mendasar sangatpenting untuk kesadaran kita bahwa kita harus kembali kepada asholah bahwamanzilah kita di depan Alloh swt sebagai makhluk Oleh karena itu sebagaimakhluk secara total secara mutlak mempunyai ketergantungan kepada kholik dan ini modal dasar untuk kita selalu tadarru selalu inqiyaad selalu mendekatkan diri kepada khalik kita
Ikhwan dan akhwat fillaah
Kesadaran yang kedua dari posisi manusia ini yaitu kesadaran sebagai hamba sebagai 'abd Kesadaran sebagai hamba ini penting juga dibangun sehinggakalau kesadaran sebagai makhluk tadi ketergantungan secara total daam segala aspek kehidupan kalau dalam aspek penghambaan ini lebih kepada apresiasidari keinginan-keinginan kehendak-kehendak kemauan-kemauan rencana-rencanaitu seluruhnya sangat terkait dengan grand design yang sudah ditentukan olehAlloh sebagai sayyid Alloh sebagai Tuhan kita Kita sebagai hamba tidak bisa lepas diri dari grand design bagi kehidupan kita bagi langkah-langkah kitabagi perjuangan kita yang sudah digariskan yang sudah ditentukan oleh Alloh sebagai sayyid sehinga inilah yang disebut bahwa kita tidak mempunyaikehendak apapun kecuali yang dikehendaki Alloh swt dan ayat-ayat Al Qur-an begitu banyak menjelaskan sisi Aqidah dari segi kesatuan akan memisahkankesatuan kehendak keinginan rencana -rencana segala sesuatu sesuai denganiradatillah Inilah posisi kita manzilah kita sebagai 'abd. Yang ketigaadalah kesadaran manzilah sebagai jund Walillaahi junuudus samaawaati walardh Sebagai prajurid sudah tentu merasakan adanya sebuah jalur komando yang harus dia ta'ati Yaitu garis komando dari Alloh dan Rasul ketaatan mutlak yang seperti dikatakan oleh Al Qur-an falaa warabbika la yu'minuun hattayuhakkimuuka fiimaa syajaro bainakum tsumma laa yajidu fi anfusihim harojanmimma qadhaita wayusallimu tasliima itu adalah posisi manzilah kita sebagaiprajurit. Siap menerima komando. Siap melaksanakan tugas-tugas siapmenghentikan dari segala larangan-larangan yang diatur oleh Alloh swt InsyaAlloh jika kita dari sisi manzilah ini dari posisi sebagai makhluk sebagaihamba dan sebagai jundi ini terjaga baik insya Alloh dan itu menjaganyadengan upaya-upaya ta'shil upaya-upaya kembali kita kepada ashalah islamiyyah asholatud da'wah insya Alloh kesadaran ini akan tumbuh
Bainat Ta'shil Wat Tathwir
Konsistensi kita dalam menjaga ta'shil wattathwir ini adalah sangat penting bagi keselamatan kita baik kita sebagai pribadi atau kita sebagai jama'ah atau kita sebagai harokah sebagai gerakan sebab tanpa perimbangan antara ta'shil wat tathwir sudah tentu akan banyak sekali kemungkinan-kemungkinan penyimpangan-penyimpangan da'wah ini baik diakibatkan oleh mengabaikan ta'shil atau mengabaikan tathwir "Yushlih lakum a'maalakum walakum dzunuubakum waman yuthi'illaahu warasuulahu faqad faaza fauzan 'azhiima"
Ikhwah fillaah sekalian .
Alhamdulillah kita dipertemukan oleh Alloh SWT di pagi ini dalam rangka taqarrub kita ta'abbud kita kepada Alloh SWT melalui segala aspek kehidupan kita di segala bidang hidup. Kita berharap segala langkah perjuangan yang kita ayunkan mudah mudahan (dengan pertemuan ini) terjadi peningkatan kualitas dan kuantitas taqarrub kita dan ta'abbud kita kepada Alloh SWT dan Insya Alloh kita memetik hasilnya di yauma yaquumul hisab
Ikhwan dan akhawat fillaah .
Kalau tadi Akhuunal. Al-Faadhil DR Hidayat menyebutkan tentang ...Da'wah Ikhwaniyyah sudah tentu materi ini materi ringkasan bagi acara kita, yang tidak mungkin dibicarakan sejam dua jam, sehari dua hari. Masalahnya apa ?Masalahnya Ashalah da'wah Ikhwaniyyah atau Ashalah Ikhwaniyyah pada hakikatnya ia tidak punya spesifikasi lain kecuali Ashalah Islamiyyah, jadi Ashalah Ikhwaniyyah adalah Ashalah Islamiyyah. Apakah itu sendiri meminjam bahasanya salah seorang ikhwah bahwa Ashalah Da'wah Islamiyyah itulah yang dipakai Ashalah Da'wah Ikhwaniyyah tidak punya perbedaan apa-apa.Membicarakan Ashalah Da'wah Ikhwaniyyah sebesar membicarakan Ashalah Da'wah islamiyyah
Membicarakan ashalah islamiyyah sebesar membahas membicarakan ashalah ikhwaniyyah dia tidak mempunyai mabadi baik aqidiyyah fikriyyah manhajiyyah kecuali mabadi aqidiyyah fikriyyah dan manhajiyyah islamiyyah yang bersumber pada Qur- an dan sunnah tapi betapapun . demikian luasnya pembahasan tentang ashalah yang kita harus merupakan bagian upaya kita untuk meningkatkan diri salah satu keistimewaan da'wah ikhwan yang berdasar da'wah islamiyyah itu selain mengulangi ke pemahaman yang dicakup kalimat syumuliyyah dan takamuliyyah integralitas ajaran islam integralitasperjuangan islam juga keterpaduan dari perjuangan itu dan dari tatanan darisystem yang kita anut sesuai dengan integralitas dan keterpaduan syumuliyyahdari ajaran islam itu sendiri ada hal lain masalah syumuliyyah takamuliyyah itu lebih kepada pendekatan prinsipil tapi ada keistimewwan yang lain yairupendekatan dari segi pendekatan operasional kemampuan da'wah ikhwan mewarisinilai-nilai islam mewarisi nilai-nilai da'wah islam dari para rasul dan para anbiya para ashhabu Rasulillah saw radhiallohu anhum ajma'in juga para salafshalihin yaitu dalam bentuk kemampuannya dalam melakukan tawazun dalam melakukan langkah-langkah yang mutawazinah bainal khuthuwat ta'shiliyah wakhuthuwat tathwiriyyah Ini salah satu tamayyuz ikhwani yng sebetulnya merupakan tamayyuz islami yang banyak diabaikan oleh gerakan-gerakan da'wahlain yang banyak diabaikan oleh jamaah- jama'ah lain yang banyak diabaikanoleh perjuangan-perjuangan lain sambil kita tetap respek kepada merekamengakui eksistensi perjuangan mereka dan mengakui juga insya Alloh keikhlashan mereka dan pengorbanan mereka dalam perjuangan
Satu titik Qadratud da'wah kemampuan da'wah dalam melangkah bainat ta'shil wattathwirini adalah di jaman modern ini adalah tamayyuz ikhwani tamayyuz islami yang betul-betul dilaksanakan secara konsisten oleh ikhwan sudah tentu kalau kitamembahas lebih dalam lebih luas dan lebih detail tentang ad da'wah bainatta'shil wat tathwir sekali lagi juga parlu waktu yang panjang dan dulu jugapernah saya sampaikan setelah kita muncul sebagai partai kalau nggak salah tampatnya di sidik nggak bukan bukan di sidik di LKPSI apa dulu di nadwahsaya menjelaskan sangat dalam bainat ta'shil wat tathwir diantara antum sayaruju kembali kepada detail materi itu bahkan saya berikan dengan skemalengkap saya sampaikan kembali lebih kepada dzikro sebagai dzikro dan jugasebagai selain sebagai dzikro juga sebagai resume saja terhadap materi yangsebetulnya materi ..tentang adda'wah bainat ta'shil wat tathwir
Ikhwan dan akhawat fillaah
Konsistensi kita dalam menjaga ta'shil wattathwir ini adalah sangat penting bagi keselamatan kita baik kita sebagai pribadi atau kita sebagai jama'ahatau kita sebagai harokah sebagai gerakan sebab tanpa perimbangan antara ta'shil wat tathwir sudah tentu akan banyak sekali kemungkinan-kemungkinanpenyimpangan-penyimpangan da'wah ini baik diakibatkan oleh mengabaikan ta'shil atau mengabaikan tathwir
Ikhwan dan akhawat fillah
Kita ketahui bahwa kesumuliyahan da'wah kita ketakamuliyahan da'wah kita tersimpul dalam pengelolaan bagaimana membangun hablum minalloh yang baik dan hablum minannas yang baik dan ini sangat terkait dalam kemampuan kitamenjaga keseimbangan antara qudroh ta'shiliyyah yang lebih bertitik berat kepada utuhnya komitmen kita kepada Alloh swt komitmen kita kepada Rasululloh saw komitmen kita kepad kitab dan sunnah titik beratnya di situbukan berarti tanpa hubungan sama sekali dengan konteks hablum minan naas sangat kait terkait begitu juga konsistensi kita keistiqomahan kita dalam membangun khuthuwat tathwiriyyah adalah titik beratnya ta'sisnya ..nyaa dalah bagaimana membangun hablum minan naas secara baik Tanpa kedua itusudah tentu akan terjadi inkhirofat yang akan menimbullan bala malapetaka fid dunya wal akhiroh na'udzu billaahi min dzaalik
Ikhwan dan akhawat fillaah
Seperti saya tadi tegaskan bahwa kemampuan kita mengelola da'wah di sektorkhuthuwat ta'shiliyyah langkah-langkah originilisasi da'wah kita baikaqidiyyan fikriyyan wa manhajiyyan ini adalah sekali lagi lebih dekat kepadakonteks bagaimana keutuhan hubungan kita kepada Alloh swt. Bagaimanakeutuhan hubungan kita kepada Alloh swt baik dari sisi moral dari sisima'nawiyyah dari sisi ruhiyah yang dibentengi oleh shihhatul aqidah kitakebersihan aqidah kita minasysyirk kabirun wa shaghirun dari kesyirikan baikyang besar maupun yang kecil baik yang nampak zhohir atau yang menyelinap didalam hati kita na'udzubillaahi min dzaalik menyelinap di dalam perasaankita yang menyelinap di dalam pikiran kita.
Insya Alloh dengan memperhatikan selalu langkah-langkah ta'shiliyyah keutuhan ruhiyyah kita fikriyyah kita manhajiyyah kita keutuhun ruhiyyah kita ma'nawiyyah kita dan konsistensi aqidah kita akan terjaga dengan baik ada salah satu aspek untuk selalu menjaga kita mepunyai kesadaran akan pentingnya qudwah ta'shiliyyah ya sebetulnya konteks materinya banyak di tamhidiyyah banyak di takwiniyyah yaitu adanya suatu kesadaran
Pertama-tama kesadaran tentang manzilatul insan tentang posisi manusia di hadapan Alloh swt Pertama-tama posisi sebagaim akhluk Posisi sebagai makhluk ini penting selalu disadari oleh kitabetapapun tingginya ilmu kita martabat keulamaan kita keintelektualan kitajabatan formal kita dalam jama'ah atau dalam negara atau dalam masyarakatMenghidupkan kesadaran akan posisi sebagai makhluk ini penting karena konteksnya sebagai makhluk adalah aspek ketergantungan kepada kholik Tidaksatupun kita yang tidak mempunyai ketergantungan kepada penciptanya tidaksatupun produk yang tidak mempunyai ketergantungan kepada pembuatnyabuatan-buatan manusia saja buatan-buatan pabrik bikinan manisia merek-merekmobil itu semuanya tergantung kepada pabriknya baik ketergantungan teoritisdengan petunjuk-petunjuk manualnya atau ketergantungan softwarenya atau hardwarenya dalam bentuk sparepart yang besar atau yang kecil seluruhnyamempunyai ketergantungan mungkin nampak sepele namun sangat mendasar sangatpenting untuk kesadaran kita bahwa kita harus kembali kepada asholah bahwamanzilah kita di depan Alloh swt sebagai makhluk Oleh karena itu sebagaimakhluk secara total secara mutlak mempunyai ketergantungan kepada kholik dan ini modal dasar untuk kita selalu tadarru selalu inqiyaad selalu mendekatkan diri kepada khalik kita
Ikhwan dan akhwat fillaah
Kesadaran yang kedua dari posisi manusia ini yaitu kesadaran sebagai hamba sebagai 'abd Kesadaran sebagai hamba ini penting juga dibangun sehinggakalau kesadaran sebagai makhluk tadi ketergantungan secara total daam segala aspek kehidupan kalau dalam aspek penghambaan ini lebih kepada apresiasidari keinginan-keinginan kehendak-kehendak kemauan-kemauan rencana-rencanaitu seluruhnya sangat terkait dengan grand design yang sudah ditentukan olehAlloh sebagai sayyid Alloh sebagai Tuhan kita Kita sebagai hamba tidak bisa lepas diri dari grand design bagi kehidupan kita bagi langkah-langkah kitabagi perjuangan kita yang sudah digariskan yang sudah ditentukan oleh Alloh sebagai sayyid sehinga inilah yang disebut bahwa kita tidak mempunyaikehendak apapun kecuali yang dikehendaki Alloh swt dan ayat-ayat Al Qur-an begitu banyak menjelaskan sisi Aqidah dari segi kesatuan akan memisahkankesatuan kehendak keinginan rencana -rencana segala sesuatu sesuai denganiradatillah Inilah posisi kita manzilah kita sebagai 'abd. Yang ketigaadalah kesadaran manzilah sebagai jund Walillaahi junuudus samaawaati walardh Sebagai prajurid sudah tentu merasakan adanya sebuah jalur komando yang harus dia ta'ati Yaitu garis komando dari Alloh dan Rasul ketaatan mutlak yang seperti dikatakan oleh Al Qur-an falaa warabbika la yu'minuun hattayuhakkimuuka fiimaa syajaro bainakum tsumma laa yajidu fi anfusihim harojanmimma qadhaita wayusallimu tasliima itu adalah posisi manzilah kita sebagaiprajurit. Siap menerima komando. Siap melaksanakan tugas-tugas siapmenghentikan dari segala larangan-larangan yang diatur oleh Alloh swt InsyaAlloh jika kita dari sisi manzilah ini dari posisi sebagai makhluk sebagaihamba dan sebagai jundi ini terjaga baik insya Alloh dan itu menjaganyadengan upaya-upaya ta'shil upaya-upaya kembali kita kepada ashalah islamiyyah asholatud da'wah insya Alloh kesadaran ini akan tumbuh
Subscribe to:
Posts (Atom)