Saturday, April 16, 2005
Aksi Solidaritas untuk Palestina
Akhawat yang menyertai aksi palestina
Kumpulan Ruhul Jadeed memberikan persembahan
anak acuan al quran
Anak adalah Cermin
Publikasi: 15/04/2005 09:11 WIB
eramuslim - Ba'da Maghrib usai menjalankan sholat, seperti biasa anakku mengambil Al-Quran dan membacanya. Sementara aku sendiri membaca dzikir Al Ma'tsurat terlebih dahulu, sebelum mengaji.
Tak kusangka, beberapa saat kemudian, belum juga bacaan dzikirku usai, anakku telah mengucap shodaqollohul 'adzim, menyudahi bacaannya. Aku lantas bertanya, "Kenapa ngajinya udahan"? Anakku menjawab sekenanya, tanpa alasan yang kuat. Pokoknya sudah saja.
Aku kemudian mencoba memberikan berbagai nasihat, agar dia segera meneruskan mengaji. Namun tak berhasil, anakku tetap pada pendiriannya.
Sejenak kemudian aku merenung, mengingat hari-hari kemarin yang telah berlalu. Aku ingat persis, beberapa hari sebelumnya memang aku mengaji tak memenuhi target seperti hari-hari biasa karena berbagai alasan. Pada hari-hari berikutnya pun, aku tak mencoba membayar kekuranganku mengaji, seperti yang biasanya kulakukan. Padahal, ada sebuah komitmen tak tertulis yang telah kutanam dalam hati, "Bila hari ini ngaji tak memenuhi target, maka esok hari wajib melunasinya", namun hari-hari itu tak kulaksanakan.
***
Suatu waktu, aku juga melihat anakku melakukan sesuatu yang biasa aku lakukan, walaupun hal-hal tersebut kulakukan tidak dihadapannya. Dan aku menganggap, dia tak akan tahu. Namun aneh, kok dia bisa melakukan hal yang sama.
Bahkan ketika aku sedang malaspun, aku akan melihat anakku juga menjadi malas. Masya Allah, aku benar-benar melihat diriku ada pada anakku.
Di hari lain, kawanku bercerita tentang bagaimana sikap anakku terhadap anaknya. Ketika itu, dia menjemput anaknya pulang sekolah dan bertemu dengan anakku yang sedang bertanya berbagai hal tentang sekolah anak kawanku ini. Di akhir cerita dia bilang, "Pokoknya persis dengan umminya deh".
***
Dari kejadian-kejdian di atas, aku dapat menyimpulkan bahwa anak adalah cermin kita. Apa yang ada padanya, memperlihatkan apa yang ada pada diri kita. Apa yang dilakukannya, memperlihatkan apa yang telah kita lakukan. Hingga, anak dapat kita jadikan sebagai tempat berkaca diri. Ketika kita melakukan kebaikan, maka anak akan terlihat baik di mata kita, begitupun ketika kita berbuat yang sebaliknya.
Benar kata Rasululloh SAW, bahwa anak adalah cermin bagi orang tuanya.
Semoga, kita para orang tua mampu untuk memberi tauladan bagi anak-anak kita, hingga cermin-cermin yang kita hasilkan adalah cermin-cermin yang baik, yang akan menghasilkan bayangan-bayangan yang indah dalam hidup kita.
Robb,bimbinglah kami untuk menjadi orang tua-orang tua yang shalih dan shalihah, agar kami mampu menjadikan anak-anak kami anak-anak yang sholeh dan sholihah pula.Amiin
ps: pastikan mutabaah kita sentiasa dijaga dan jika boleh istiqamah wa istimrar, meningkat dari sedikit demi sedikit.. itu lah bekalan untuk kekuatan dalaman kita.. insya ALlah